Duren Sawit, Meteor, Misteri
Friday, April 30, 2010 by admin
Lain warta media, lain pula kata LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Media melaporkan "benda dari langit", sedangkan LAPAN masih enggan memastikan apa yang meledak dan menghancurkan tiga rumah di Jakarta Timur, Kamis sore kemarin itu.
Tapi warga Jalan Delima VI, Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, sudah mengambil kesimpulannya sendiri yang berbeda dari klaim media, apalagi dengan analisis ilmuwan LAPAN.
"Saya tidak percaya ini meteor duren sawit, ini misteri bagi saya," kata Syafni Syam (60) yang tempat tinggalnya hanya dipisahkan tiga rumah ke arah rumah-rumah yang hancur, entah dihantam apa.
Jika itu hasil ledakan kompor gas, atau bahkan bom, Syafni mengaku pasti dia melihat kilatan cahaya.
"Soalnya tidak ada kilatan api, pokoknya meledak saja," cerita pria yang mengaku mobilnya penyok terkena pecahan genteng.
Saat itu, Kamis petang sekitar 16.30 WIB, lewat waktu ashar, pensiunan pegawai swasta itu baru saja selesai mandi dan hendak mengambil wudu untuk menunaikan ashar. Tiba-tiba sebuah gemuruh lebih nyaring daripada guntur di kala hujan, mengejutkannya.
Dia memburu asal suara, dan matanya berhenti di rumah milik Sudarmojo (70). Dia mendekatinya, rumah berlantai dua milik tetangganya itu hancur, mengepulkan asap tebal. Seluruh atapnya ambrol, sementara tembok belakangnya jebol.
"Asapnya seperti asap gunung meletus di televisi," kata Lasiah (70), pemilik satu dari tiga rumah yang hancur oleh gemuruh misterius itu.
Hari itu, kisah pemilik warung kelontong itu, suasana sekitar Gang II di jalan Delima VI itu sepi. "Tidak seperti biasanya," kata perempuan tua asal Kebumen itu sambil menatap atap rumahnya yang sudah hancur.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi lengkingan, disusul ledakan beberapa detik setelahnya. Tiba-tiba pula rumah Lasiah berantakan. Lasiah kemudian menyadari rumahnya hancur karena tertimpa puing-puing rumah tetangganya, Sudarmojo.
Meskipun aneh, dan kemudian polisi menyatakan benda langitlah yang menghancurkan tiga rumah di kawasan tinggalnya, Lasiah tidak yakin itu akibat meteor seperti diberitakan luas oleh media.
"Bagi orang pintar iya kali meteor, bagi kami kan nggak," tukasnya sambil tersenyum.
Tapi warga Jalan Delima VI, Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, sudah mengambil kesimpulannya sendiri yang berbeda dari klaim media, apalagi dengan analisis ilmuwan LAPAN.
"Saya tidak percaya ini meteor duren sawit, ini misteri bagi saya," kata Syafni Syam (60) yang tempat tinggalnya hanya dipisahkan tiga rumah ke arah rumah-rumah yang hancur, entah dihantam apa.
Jika itu hasil ledakan kompor gas, atau bahkan bom, Syafni mengaku pasti dia melihat kilatan cahaya.
"Soalnya tidak ada kilatan api, pokoknya meledak saja," cerita pria yang mengaku mobilnya penyok terkena pecahan genteng.
Saat itu, Kamis petang sekitar 16.30 WIB, lewat waktu ashar, pensiunan pegawai swasta itu baru saja selesai mandi dan hendak mengambil wudu untuk menunaikan ashar. Tiba-tiba sebuah gemuruh lebih nyaring daripada guntur di kala hujan, mengejutkannya.
Dia memburu asal suara, dan matanya berhenti di rumah milik Sudarmojo (70). Dia mendekatinya, rumah berlantai dua milik tetangganya itu hancur, mengepulkan asap tebal. Seluruh atapnya ambrol, sementara tembok belakangnya jebol.
"Asapnya seperti asap gunung meletus di televisi," kata Lasiah (70), pemilik satu dari tiga rumah yang hancur oleh gemuruh misterius itu.
Hari itu, kisah pemilik warung kelontong itu, suasana sekitar Gang II di jalan Delima VI itu sepi. "Tidak seperti biasanya," kata perempuan tua asal Kebumen itu sambil menatap atap rumahnya yang sudah hancur.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi lengkingan, disusul ledakan beberapa detik setelahnya. Tiba-tiba pula rumah Lasiah berantakan. Lasiah kemudian menyadari rumahnya hancur karena tertimpa puing-puing rumah tetangganya, Sudarmojo.
Meskipun aneh, dan kemudian polisi menyatakan benda langitlah yang menghancurkan tiga rumah di kawasan tinggalnya, Lasiah tidak yakin itu akibat meteor seperti diberitakan luas oleh media.
"Bagi orang pintar iya kali meteor, bagi kami kan nggak," tukasnya sambil tersenyum.
Post a Comment